Ganti MENTERI PENDIDIKAN ganti Istilah??? Kebermaknaannya apa seh??







purnamamerindu.my.id- Kadang saya suka mikir sendiri, heran gitu. Kok di Indonesia ini, khususnya di dunia pendidikan, sering banget tiap ganti Menteri ganti Kurikulum atau ganti istilah doank. Belum juga ngerasa hasilnya dari kebijakan yang lama, eh udah muncul yang baru dengan gaya dan istilah yang beda lagi. Padahal, kalau dilihat-lihat, inti dari kebijakannya ya masih itu-itu juga. Cuma dibungkus dengan kata-kata yang lebih keren atau terdengar canggih aja.

Yang bikin tambah bingung, setiap ganti Menteri, istilah-istilah dalam dunia pendidikan juga ikut dirombak. Entah kenapa, seolah-olah ganti istilah itu penting banget, padahal secara makna mah ya sama aja. Cuma beda nama, tapi esensinya nggak jauh-jauh amat. Kadang saya mikir, jangan-jangan ini cuma biar keliatan baru dan beda dari pendahulunya, bukan karena emang membawa perubahan yang benar-benar berarti.

Saya bukannya nggak mau perubahan ya, tapi kalau cuma ganti istilah tanpa ada perbaikan nyata, ya buat apa? Guru dan murid malah bingung, apalagi kalau istilah barunya belum dipahami dengan jelas. Yang ada cuma bikin ribet di lapangan. Apalagi guru-guru di daerah, yang mungkin akses informasi dan pelatihannya terbatas, bisa makin ketinggalan.

Kadang saya pengen tanya langsung: sebenarnya kita ini fokusnya mau memajukan pendidikan atau sekadar adu branding istilah? Bukannya lebih baik memperbaiki sistem yang sudah ada, memperkuat fondasi, dan bikin kebijakan yang tahan lama, bukan yang berganti setiap ganti pejabat? Tapi ya gitu deh... saya cuma rakyat biasa, cuma bisa ngerasa aneh dan nulis unek-unek ini.

Contohnya nih, istilah di dunia Pendidikan yang perlu kamu atau khususnya guru dan murid ketahui di tahun 2025: "Peserta Didik" sekarang jadi "Murid", "Deep Learning" diganti dengan "Pembelajaran Mendalam", "Dimensi Profil Pelajar Pancasila" berubah jadi "Dimensi Lulusan", "Zonasi" jadi "Domisili", terus PPDB diganti jadi SPMB. Belum lagi "Ekinerja" sekarang namanya "pengelolaan Ekinerja", "Asesmen Nasional" juga digeser jadi "Tes Kompetensi Akademik", dan "Platform Merdeka Belajar" diubah jadi "Ruang GTK". Panjang banget daftarnya kalau ditulis semua.

Masalahnya bukan di perubahan istilahnya sih, tapi lebih ke "kenapa?" dan "apa gunanya?". Secara makna ya kurang lebih sama aja. Cuma ganti baju doang. Nggak ada perubahan mendasar yang benar-benar dirasakan di lapangan. Guru dan murid jadi harus adaptasi lagi, padahal kadang belum juga ngerti yang kemarin. Jadi bingung sendiri, ini pendidikan mau ke mana arahnya?

Saya bukannya anti perubahan ya, tapi kalau tiap ganti Menteri terus ganti istilah, dan isinya tetep aja sama, ya bikin capek. Mendingan fokus aja ngebenerin yang udah ada, bikin kebijakan yang kuat dan berkelanjutan. Bukan sibuk rebranding terus-menerus. Tapi ya sudahlah… saya cuma rakyat biasa, cuma bisa heran dan nulis-nulis unek-unek kayak gini.

Salam sayang buat semua pembaca...

Sampai jumpa pada tulisan berikutnya.... 


Ganti MENTERI PENDIDIKAN ganti Istilah??? Kebermaknaannya apa seh?? Ganti MENTERI PENDIDIKAN ganti Istilah??? Kebermaknaannya apa seh?? Reviewed by Purnama Merindu on Mei 23, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.