Sawahlunto – Nama Denny Maiyosta kembali mencuat di kalangan dunia seni pertunjukan pelajar. Setelah tahun lalu sukses mengantarkan SMP Negeri 4 Sawahlunto meraih juara pertama tingkat nasional dalam ajang Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), tahun ini ia kembali menjadi sorotan dengan membawa dua sekolah dari Sawahlunto menjuarai tingkat kota.
Pada FLS2N 2024, Denny sukses mencuri perhatian lewat karya tari berjudul Taseso, yang dibawakan oleh tiga siswa SMPN 4 Sawahlunto. Tarian ini mengangkat kisah kelam para pekerja paksa atau "orang rantai" di tambang batubara Sawahlunto pada masa penjajahan Belanda. Dengan koreografi yang kuat dan narasi sejarah yang emosional, Taseso berhasil menyentuh hati dewan juri dan memboyong gelar juara nasional.
Kesuksesan itu tak datang dalam semalam. Bersama guru pembimbing Tasriful Alam, Denny melatih tim penari secara intensif selama berbulan-bulan. Latihan keras, eksplorasi budaya lokal, hingga pembentukan karakter lewat gerak menjadi pilar keberhasilan mereka. Nama-nama seperti Andry Zikri Fernanda, Reazqi Nova Saputra, dan Faizan Darves Ilham menjadi bukti bahwa kerja keras dan pendampingan yang tepat bisa mengantar siswa daerah bersinar di panggung nasional.
Kini, di tahun 2025, Denny Maiyosta kembali dipercaya sebagai pelatih dua sekolah sekaligus—SD Negeri 19 Santur dan SMP Negeri 4 Sawahlunto—untuk kompetisi yang sama. Hasilnya? Kedua sekolah berhasil keluar sebagai pemenang tingkat Kota Sawahlunto dan akan melanjutkan perjuangan di tingkat nasional.
“Bukan tentang menang atau kalah, tapi bagaimana anak-anak mengenal budayanya, mencintainya, dan mengangkatnya dengan bangga di panggung,” inilah hal yang tersirat yang seolah ingin disampaikan Denny melalui karya-karyanya yang dikemas sedemikian rupa dan mampu memancing tepuk riuh penonton.
Denny sendiri bukan sosok asing di dunia seni pertunjukan Sumatera Barat. Selain aktif sebagai pelatih tari dan koreografer, ia juga dikenal sebagai pendidik yang peduli akan pelestarian budaya lokal. Meski tak disebutkan secara resmi, ia memiliki keterkaitan kuat dengan dunia akademik seni, termasuk Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang.
Karya-karya Denny dikenal khas, mengusung isu sosial dan sejarah lokal, namun dikemas dengan pendekatan modern dan ekspresif. Ia percaya bahwa tari bukan sekadar hiburan, tapi medium refleksi sosial dan pendidikan karakter.
Melihat rekam jejaknya, tak sedikit yang berharap ia bisa kembali mengukir prestasi di tingkat nasional tahun ini. Kepala Dinas Pendidikan Sawahunto bahkan sempat menyatakan kebanggaannya atas konsistensi Denny dalam mengharumkan nama kota tambang tua ini.
“Mari kita doakan dan dukung. Siapa tahu tahun ini sejarah kembali terulang—Sawahlunto juara nasional berkat kerja keras anak-anak kita dan pelatih hebat seperti Denny Maiyosta,” ujar salah satu guru yang ikut menonton ajang bergengsi tersebut.
Kini, perjalanan menuju FLS2N tingkat provinsi dan nasional masih panjang. Namun semangat anak-anak Sawahlunto, dibalut tangan dingin Denny, seolah mengirim pesan bahwa dari kota kecil pun bisa lahir prestasi besar.
Terimakasih sudah hadir, sampai jumpa pada artikel selanjutnya.

Tidak ada komentar: