Cerpen, Purnama Merindu (Episode 8)


 Episode 8: Cinta yang Tak Bisa Dijamah

                                                   

Yuda adalah tipe laki-laki yang menarik perhatian di mana pun ia berada. Postur tegap, kulit bersih, senyum hangat mengingatkan orang pada Nicholas Saputra saat muda. Dan saat berjalan di samping Anya yang mungil dengan tinggi 152 cm, mereka terlihat seperti potongan dunia yang kontras.

Tapi Yuda tidak pernah peduli soal fisik.

Ia jatuh hati pada Anya yang dewasa, sederhana, dan cerdas. Ia merasa nyaman berbicara dengan Anya, merasa damai meskipun hanya duduk berdua sambil membicarakan hal-hal kecil. Anya punya daya tarik yang tidak bisa dijelaskan. Ada luka yang diam, ada kekuatan yang tersembunyi. Dan Yuda... tertarik pada semuanya.

Namun, bagi Anya, perasaan tidak semudah itu.

Dia tahu Yuda orang baik. Tidak seperti laki-laki sebelumnya. Tidak seperti Om Rudi. Tidak seperti supervisor yang memandangnya dengan tatapan penuh nafsu.

Tapi tetap saja...

Ketika Yuda menatapnya lama—ia teringat mata itu, mata penuh niat buruk.
Ketika Yuda mulai mendekatkan wajah—ia mendengar kembali desah jijik dari masa lalu.
Ketika tangan Yuda mencoba menggenggam, ia bisa mencium aroma ketakutan.

Anya mencoba mengalihkan. Mengajak makan tiba-tiba. Menarik tangan Yuda ke pusat keramaian. Berpura-pura membahas hal konyol hanya untuk menjauh dari kemungkinan yang ia benci.

“Aku tahu kapan laki-laki mulai dikuasai nafsu,” pikir Anya.
“Dan aku juga tahu caranya kabur tepat sebelum itu terjadi.”

Ia tidak pernah menjelaskan pada Yuda mengapa setiap momen indah harus terputus di tengah. Mengapa pelukan tak pernah sampai. Mengapa bibir tak pernah menyentuh.

Yuda sesekali tampak bingung. Tapi ia sabar. Ia tidak pernah memaksa.

Namun, di dalam dirinya, Anya tahu...
Dia mempermainkan harapan Yuda.
Bukan dengan niat jahat—tapi karena itulah satu-satunya cara ia bisa mencintai tanpa hancur.

Anya tahu, mencintai dengan benar artinya harus membuka pintu masa lalu. Tapi ia belum sanggup. Bukan karena Yuda buruk, tapi karena dirinya belum selesai berdamai dengan luka.

Dan hingga hari itu, ia tetap menjaga jarak. Tetap membatasi sentuhan. Tetap hidup dalam dua dunia -dunia yang mencoba mencintai, dan dunia yang menolak dicintai.

Cerpen, Purnama Merindu (Episode 8) Cerpen, Purnama Merindu (Episode 8) Reviewed by Purnama Merindu on Juni 15, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.