NOVEL, Purnama Merindu (Episode 1)

Episode 1Bayang-Bayang di Balik Cahaya


Namaku Anya. Tujuh belas tahun. Duduk di bangku kelas dua belas di sebuah SMA Negeri Padang, sebuah sekolah kebanggaan kota. Di antara teman-teman berseragam rapi, yang datang dengan mobil dan ponsel mahal, aku berdiri dengan sepatu tambal dan bekal nasi goreng buatan ibu.

Ayahku pengangguran sejak sakit parah tiga tahun lalu. Ibu berjualan ubi kayu, daun singkong, dan gorengan di pasar setiap pagi. Hidup kami tak pernah mudah, tapi kami masih bisa tersenyum—dengan sederhana, dengan ikhlas.

Mereka bilang aku anak pintar. Aku selalu masuk tiga besar. Mimpiku sederhana: kuliah, dapat beasiswa, kerja, dan membahagiakan ibu.

Namun, di balik rapor yang penuh angka indah, dan senyum yang kupaksakan setiap pagi, ada luka yang tak sanggup kuucapkan.

Setiap hari aku diminta oleh Tante Nita, sepupu Ibu, untuk menemaninya dirumah. Tante Nita adalah perempuan 40 tahun namun masih lajang. Ibu juga selalu memaksaku dengan alasan "apa salahnya cuma pindah tidur doang, kasihan tante kesepian dirumah sebesar itu". Rumahnya lebih nyaman dari rumah kami. Tapi bukan tempatnya yang membuatku takut. Bukan tantenya juga.

Melainkan adik laki-lakinya. Om Rudi.

Awalnya, ia hanya datang sesekali. Tapi kemudian mulai sering muncul. Katanya menjaga kakaknya. Tapi matanya selalu mencari-cari aku.

Malam pertama aku tidur di sana, ia hanya memuji. "Dah gadis aja ponakan om, udah kayak cewek kuliahan, cantik juga" Aku menunduk, tak tahu harus jawab apa. Besok-besoknya, dia mulai iseng: mer menyentuh kepala atau pundakku saat lewat. Aku anggap biasa—mungkin cuma kebiasaan om dewasa yang kurang sopan atau memang tipe laki-laki penyayang.

Tapi suatu malam, aku sedang masak mie instan di dapur. Tiba-tiba dia berdiri di belakangku, memeluk dari belakang. Badannya menempel, nafasnya di tengkukku.

"Masak apa,?" bisiknya.

Tanganku gemetar, sendok jatuh ke panci. Aku pura-pura tertawa kecil, lalu berkata, "Om, panas! Bahaya!" Tapi dia tidak peduli. Ia memeluk lebih erat sebelum akhirnya pergi seolah tak terjadi apa-apa.

Lain waktu, aku sedang salat Maghrib sendirian di kamar. Saat salam terakhir, dia tiba-tiba masuk. Sebelum aku sempat bangun dari duduk, dia memelukku dari belakang.

"Aku suka liat kamu kalau lagi salat," katanya. Hidungnya menyentuh leherku.

Aku berteriak dalam hati, tapi bibirku diam. Aku lari, mengunci diri di kamar mandi, menangis dalam hening sampai suara langkahnya tak terdengar lagi.

Pernah, ia menyalakan televisi dan memaksaku duduk di sofa. "Biar kamu belajar soal dunia orang dewasa," katanya sambil memutar film porno dari flashdisk. Aku bangkit, ingin pergi, tapi dia menarik tanganku.

Aku berontak dan lari keluar rumah. Tanpa sepatu. Duduk di pinggir jalan sampai malam.

Pada hari yang lain, aku diajak Tante Nita kerumah yang satu lagi. Namun, Tante Nita tiba-tiba ada urusan ke kantornya. Saat Tante Nita ke kantor, dan aku terpaksa tinggal sendirian di rumah itu, aku sembunyi di bawah tempat tidur. Atau kadang di kamar mandi dengan pintu terkunci. Aku takut jika ia tiba-tiba datang dan masuk kekamar. Dan ia memang sempat masuk. Tapi tak menemukanku. Aku menahan napas dalam gelap, berdoa semoga Tuhan menutupi keberadaanku.

Aku pernah mencoba lompat dari jendela kamar saat ia tiba-tiba masuk dan mencoba menyentuhku. Kakiku keseleo, tapi lebih baik begitu daripada disentuh lagi.

Aku ingin bercerita. Tapi bukan masalah siapa yang akan percaya? Aku takut akan terjadi keributan hebat, dan pertumpahan darah. Ayah atau saudara laki-lakiku pasti tidak akan menerima hal ini.

Di sekolah, aku tetap belajar. Tetap menghafal rumus, tetap menjawab soal ujian. Tapi hatiku hancur.

Aku tahu aku tidak akan diam selamanya. Tapi untuk sekarang, aku hanya bisa bertahan. Karena jika aku menyerah, siapa lagi yang akan menyelamatkanku?

Aku adalah Anya. Dan ini adalah kisah tentang cahaya yang ingin keluar dari bayang-bayang

NOVEL, Purnama Merindu (Episode 1) NOVEL, Purnama Merindu (Episode 1) Reviewed by Purnama Merindu on Juni 08, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.