Novel, Purnama Merindu (Episode 2)

Episode 2: Malam yang Hampir Merenggut Semuanya


Hujan turun pelan di luar rumah. Bukan badai, bukan angin kencang, hanya hujan gerimis yang membuat dunia terasa sepi dan lembab. Tapi bukan itu yang membuat Anya gelisah.

Ia baru saja selesai menonton televisi di ruang tengah. Sekilas sempat melihat Om Rudi melintas di luar, tapi ia tak mengira apa pun. Lagipula, bukankah semua pintu dan jendela sudah ia kunci sendiri?

Dari kamar sebelah, suara tawa Tante Nita terdengar sedang telponan. Nada bicaranya lembut, manja. Sejak dekat dengan pria yang ia sebut "Abang online", Tante Nita sering larut dalam dunia sendiri. Malam itu pun begitu. Anya tak ingin mengganggu, jadi ia memutuskan tidur di kamar tamu.

Ia mengecek ulang kunci. Semua tertutup rapat. Baru kemudian ia berbaring. Tapi ternyata ia salah menilai.

Tengah malam, saat dunia terlelap dan hujan belum berhenti, Anya terbangun karena ada sesuatu yang berat menindih tubuhnya. Nafas busuk itu menampar wajahnya, tangan kasar mencengkram lengan dan dadanya.

“Jangan, Om… jangan…” bisik Anya, nyaris tanpa suara. Ia menahan tangis, menahan teriak. Ia tahu, satu teriakan bisa mengguncang dunia. Tapi bukan dunia yang ia inginkan.

Karena jika ayah tahu, maka darah bisa tumpah. Jika ibu tahu, maka hatinya akan hancur. Jika orang lain tahu, maka hidupnya bisa hancur pula. Ia merasa terjebak di antara dua bencana: satu bernama kebenaran, satu bernama kehancuran.

Tubuhnya dibanting ke lantai. Dingin ubin memeluk tubuhnya, tapi dalam kejatuhan itu, tangan Anya meraih gagang pintu. Ia menariknya keras. Bunyi "Klak!" terdengar.

Langkah tergesa datang dari kamar sebelah. Suara lembut tapi bingung terdengar.

"Anya? Kenapa?"

Om Rudi membeku. Dalam sepersekian detik, ia meloncat ke arah jendela. Dengan gesit ia keluar, menghilang ke dalam gelap malam meninggalkan daun jendela terbuka sedikit. Mungkin memang dari situlah ia masuk.

Dari balik pintu, Anya menjawab cepat, meski suaranya masih goyah.

"Aku… jatuh dari ranjang, Tan. Nggak apa-apa…"

"Ya udah, hati-hati ya…," jawab Tante Nita, sebelum suara langkahnya kembali menjauh, dan rumah kembali sunyi.

Anya tidak berdiri. Ia duduk di lantai, memeluk lutut. Sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Di balik baju tidurnya, payudaranya membiru karena cengkeraman keras. Tapi luka di dalam jauh lebih sakit dari yang bisa dilihat.

Ia tidak tidur malam itu. Hanya menangis tanpa suara sampai matahari menjelang pagi.

Dalam kesunyian dan sakit yang membungkam, Anya tahu: diamnya sudah terlalu lama. Tapi ia juga tahu, belum waktunya bicara.

Namun satu hal yang pasti, malam ini ia diselamatkan. Entah oleh siapa, entah oleh apa. Tapi ia masih hidup. Masih bertahan.

Untuk sekarang, itu saja sudah cukup.


Bersambung...Episode 3

Novel, Purnama Merindu (Episode 2) Novel, Purnama Merindu (Episode 2) Reviewed by Purnama Merindu on Juni 09, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.