Novel, Purnama Merindu (Episode 16)

Episode 16: Langkah Baru yang Membingungkan

Selepas kepergian Bungsu, hidup Anya tak serta-merta menjadi lega. Justru sebaliknya. Ada kehampaan yang sunyi dan menusuk. Ia sering termenung di pojok kamar kosnya, memeluk diri sendiri dalam diam, mencoba memahami apa yang sebenarnya ia rasakan. Sedih? Iya. Tapi juga lega. Tapi juga bersalah. Tapi juga... kosong.

Yang membuat luka itu lebih sulit sembuh bukan hanya karena Bungsu,tetapi karena keluarganya. Keluarga Bungsu adalah tempat Anya pernah merasa diterima, disayangi, dan dipandang berharga. Mereka memperlakukannya seperti anak sendiri. Ketika hubungan itu berakhir, bukan hanya Bungsu yang pergi dari hidup Anya, tapi juga kehangatan keluarga yang pernah menjadi tempatnya bersandar.

Ia mendengar kabar bahwa Bungsu tak lagi fokus kuliah. Bahwa ia mulai murung dan jatuh, benar-benar kehilangan arah. Dan meskipun Anya tahu ia bukan penyebab satu-satunya,
tetap saja hatinya terasa bersalah."Apa aku terlalu tega? Apa aku kejam? Apa aku egois?"
Namun, setiap kali ia hampir menyalahkan diri sendiri, ia kembali mengingat malam-malam panjang yang ia lewati dengan tangis dan kesepian selama bersama Bungsu.

Ia tetap teguh pada keputusannya:"Aku bukan pelindung untuk ego orang lain. Aku berhak bahagia."

Entah karena letih, atau karena ingin menutup luka dengan ikatan baru, tiba-tiba saja Anya berpikir tentang menikah.Mungkin ia butuh sesuatu yang baru. Mungkin ia ingin yakin, bahwa di luar sana, masih ada lelaki yang bisa mencintainya dengan tenang.

Nama seseorang terlintas, dia sahabat Yuda.

Laki-laki itu bukan asing. Ia pernah menyatakan perasaan. Pernah dijodohkan oleh Anya kepada temannya sendiri, namun hubungan itu kandas karena si perempuan berselingkuh. Di situ, Anya tahu, “Dia laki-laki baik.”

Dan hari itu, Anya tak banyak berpikir. Ia menelpon. Suaranya pelan, namun mantap.

"Kamu masih mau sama aku?"
"Aku mau kita menikah."

Di saat yang hampir bersamaan, kabar baik datang, Anya lulus tes PNS.Guru SD. Profesi yang ia impikan sejak dulu. Hidup tiba-tiba berubah cepat.

Laki-laki itu bahagia bukan main.Bagaimana tidak? Perempuan yang selama ini ia kagumi diam-diam,
yang dulu hanya bisa ia pandang dari jauh, kini datang sendiri, bukan sekadar meminta kesempatan, tapi menyerahkan masa depan.

Namun kehidupan sosial tak pernah sesederhana hati yang tulus. Orang-orang mulai berbisik. Menghakimi tanpa tahu cerita.

"Anya berubah sejak jadi PNS." "Lihat tuh, ninggalin pacar lamanya, terus nikah sama orang lain."

"Mentang-mentang udah punya status, dia sok jual mahal."

Tak ada yang tahu bahwa yang lebih dulu melepaskan adalah Bungsu. Bahwa keputusan Anya untuk menikah datang dari luka yang dalam, bukan dari keangkuhan, apalagi pengkhianatan. Mereka hanya melihat garis waktu yang seolah berdekatan, putus, lulus PNS, lalu menikah.

Tapi mereka tak tahu bahwa luka itu sudah menganga jauh sebelum pengumuman kelulusan.

Di kamar yang sepi, Anya bertanya pada dirinya sendiri:
"Apa aku bahagia?"

Ia belum tahu. Laki-laki itu baik. Sangat baik. Tapi hatinya masih luka. Ia menikah bukan karena cinta yang menggelegak seperti dulu, melainkan karena butuh aman, butuh tenang, dan butuh pegangan.

Mungkin bukan cinta seperti novel.Tapi mungkin, dari kebersamaan yang tulus, cinta itu bisa tumbuh. Karena kadang, setelah badai yang berkepanjangan, perempuan hanya ingin pelabuhan. Bukan kapal besar yang menjanjikan petualangan, tapi rumah kecil yang hangat dan tidak pernah meninggalkannya saat hujan.

Apakah laki-laki itu bisa menjadi rumah untuk Anya?
Apakah Anya benar-benar bisa bahagia?

Nantikan kisah selanjutnya. Karena kisah Anya belum selesai.
Bahkan, ini mungkin baru awal dari kehidupan yang sesungguhnya.

............

Novel, Purnama Merindu (Episode 16) Novel, Purnama Merindu (Episode 16) Reviewed by Purnama Merindu on Agustus 15, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.